Dalam proses pembuatan furnitur, finishing merupakan sentuhan akhir. Dari sinilah, salah satunya, kualitas furnitur ditentukan. “Finishing membuat furnitur jadi rapi, mulus, dan indah,” begitu kata Erwin Hawawinata, seorang arsitek.
Finishing seperti apa yang tepat dan rapi itu? Ada beragam pilihan, dari bahan sampai cara pemolesan. Mengenai cara melapis furnitur: ada yang disemprotkan, ada juga yang model tempel atau dilapis.
Pelapis model tempel merupakan cara paling mudah. Pelapis ini direkatkan menggunakan lem. Mudah dibongkar-dipasang dan diganti dengan jenis baru. Pilihan warna dan motifnya juga beragam. Dari segi biaya, relatif lebih murah.
Veneer adalah salah satu jenis bahan finishing tempel. Ia merupakan lembaran kayu yang dipotong tipis dan diolah. Banyak sekali pilihan motif veneer ini, misalnya veneer nyatoh (motif kayu nyatoh) dan veneer jati (motif kayu jati).
Selain veneer yang dibuat dari material alam, ada juga yang sintetis, antara lain HPL (High Pressure Laminated ). Bahan ini merupakan plastik tipis bermotif kayu. Pilihannya banyak. Biasanya orang langsung menyebut merek pembuat HPL itu, seperti takon, formika, dan decosheet.
Finishing yang disemprotkan atau dilabur bersifat cairan. Material finishing cair yang cukup populer adalah pelitur. Pelitur sering digunakan untuk memoles material kayu, rotan, dan bambu. Jenis lainnya adalah melamik dan cat. Melamik bersifat transparan, lebih berupa pelapis akhir atau coating. Lain dengan cat, yang memiliki warna beragam. Cat dapat memberi warna pada furnitur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak Anda dengan berkomentar di sini...terima kasih.